Back to Top

Pelaksanaan Peran Keluarga dalam mendidik Anak Sebagai Lembaga Pendidikan Pertama

Raden Pedia
January 23, 2017
0 comments

1. Cara keluarga menjalankan fungsi dan peranannya dalam mendidik anak yaitu:
a.    Memberikan pengalaman pertama pada masa kanak-kanak
       Di dalam keluarga anak didik mulai mengenal hidupnya. Hal ini harus di sadari dan di mengerti oleh tiap keluarga, bahwa anak dilahirkan di dalam lingkungan keluarga yang tumbuh dan berkembang sampai anak melepaskan diri dari ikatan keluarga[4].
       Lembaga pendidikan keluarga memberikan pengalaman pertama yang  merupakan factor penting dalam perkembangan pribadi anak. Suasana penidikan keluarga ini sangat penting di perhatikan, sebab dari sinilah keseimbangan jiwa didalam perkembangan individu selanjutnya di tentukan[5].
       kehadiran anak didunia ini disebabkan hubungan kedua orang tuanya. Mengingatkan orang tua adalah orang dewasa, maka merekalah yang bertanggung jawab memelihara eksistensi anak untuk menjadikannya kelak sebagai seseorang pribadi, tetepi juga memberikan pendidikan anak sebagai individu yang tumbuh dan berkembang. karna  seseorang anak dilahirkan dalam keadaan tidak berdaya, dalam keadaan penuh ketergantungan dengan orang lain, tidak mampu berbuat apa-apa bahkan tidak mampu menolong dirinya sendiri. Ia lahir dalam keadaan suci bagaikan meja lilin berwarna putih ( a sheet of white paper avoid of all characters) Atau yang lebih dikenal dengan istilah tabularasa.Di dalam islam secara jelas bahwa Nabi Muhammad SAW bahwa ”Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, maka orang tuanya yang dapat menjadikannya yahudi,nasrani atau majusi”[6].
b.        Menjamin kehidupan emosional anak
       Suasana di dalam keluarga merupakan suasana yang diliputi rasa cinta dan simpati yang sewajarnya, suasana yang aman dan tentram, suasana percaya mempercayai. Untuk itulah melalui pendidikan keluarga ini, kehidupan emosional atau kebutuhan anak akan rasa kasih sayang dapat di penuhi atau dapat berkembang dengan baik hal ini di karenakan adanya hubungan darah antara pendidik dengan anak didik. Namun sering kali terdapat klainan-kelainan dalam perkembangan emosional di antaranya:
1)        Anak yang  sejak kecil di pelihara di panti asuhan, umumnya mengalami kelainan dalam system perkembangan emosionalnya misalnya: pemalu, agresif dan lain-lain.
2)        Banyak terjadi kejahatan yang diteliti menunjukan bahwa,tumbuhnya kejahatan itu disebabkan kurangnya kasih sayang yang di peroleh anak dari orang tua[7].
       Dengan demikian anak tidak akan berkesempatan untuk mendapatkan perhatian dari orang tuanya. Padahal adahal anak sangat membutuhkan dorongan dari orang tua bila anak sedang belajar[8].
c.         Menenamkan dasar pendidikan moral
       Keluarga juga merupakan penanam nilai moral dasar  pada anak. Perilaku orang tua merupakan teladan bagi anaknya. hubungan ini Ki Hajar Dewantata menyatakan bahwa “Rasa cinta, rasa bersatu dan lain-lain perasaan dan keadaaan jiwa yang pada umumnya sanagt berfaedah untuk berlangsungnya pendidikan, teristimewa pendidikan budi pekerti terdapatlah dalam keluarga dalam sifat yang kuat dan murni, sehingga tak dapat pusat-pusat pendidikan lainnya menyamainya”[9].
d.        Memberikan dasar pendidikan sosial
       Di dalam keluarga merupakan basis penting dalam meletakan dasar-dasar pendidikan moral. Sebab pada dasarnya keluarga merudakan lembaga sosial resmi  sosial pada anak dapat di pupuk sedini mungkin, terutama lewat kehidupan keluarga yang penuh rasa tolong-menolong, menolong saudara atau tetengga yang sakit, bersama-sama menjaga ketertiban, kedamaian, kebersihan dan keserasian dalam segala hal[10].
e.         Peletak dasar-dasar keagamaan
        Untuk merespkan dasar-dasar hidup beragama. Anak-anak seharusnya dibiasakan ikut serta ke masjid berama-sama untuk menjalankan ibadah, mendengarkan ceramah. Kegiatan ini besar sekali pengaruhnya terhadaap kepriban anak karna anak dapat mengetahui tentang hal-hal yang  berkaitan dengan keagamaan. Namun apabila hal tersebut tidak ditanamkan sejak dini maka setelah dewasa mereka tidak ada perhatian terhadap hidup keagamaan[11].

by Google