Cerpen Mentari di Ujung Pelangi
Cerpen Remaja : Mentari di Ujung Pelangi
Cover Mentari di Ujung Pelangi |
Assalamualaikum warahmatullahi Wabarakatuh
Selamat Datang kembali sahabat setia SerambiCatatan.Com, kali ini admin akan membagikan sebuah cerpen bertemakan kisah cinta. Eits tapi bukan buat baper-baperan ya, ini untuk pembelajaran admin dan juga kita semua ya istilahnya self reminder ya. Jadi, kali ini penulis membuatnya dengan belajar dari kisah-kisah yang pernah dilewati digabung sama karangan. Mohon maaf juga ya kalo namanya dan kisahnya ada yang sama. Hanya berbagi Cerita dan harapannya ada nilai positif yang bisa diambil oleh para pembaca. Oke langsung aja kali ya. Selamat Mambaca :)
Judul : Mentari di Ujung Pelangi
Karangan : R Ayi Hendrawan Supriadi
______________________________
Awalnya mungkin terpikir untuk sudahi sisa hidupnya. Tak banyak orang yang mengenalnya lebih dekat. Sudah dua kali dia merasakan pahitnya kisah cinta. Jauh sebelum saat ini, Ani bertemu dengan seseorang yang sangat menarik hatinya. Namun dia ragu untuk mengenalnya, dia trauma dengan kekecewaan yang pernah teralami di masa lalu.
Tak pernah disangka lelaki yang menarik hati Ani juga ternyata memiliki rasa yang sama.
Awalnya, Si lelaki bersikap seperti lelaki pada umumnya dia melakukan pendekatan yang baik ke Ani sampai dia bisa mendapatkan nomer handphone nya.
Candaan, tawa, dan kesenangan membuat Ani lupa akan pahitnya kisah cinta dahulu yang pernah dia lewati.
Hingga pada akhirnya lelaki yang bernama Andi menyatakan Cintanya kepada Ani. Ani bimbang keputusan apa yang harus diberikan. Satu sisi Ani masih memiliki rasa takut, tapi sisi lain Ani memiliki harapan besar pada Andi melihat sikapnya yang sangat ramah.
Pada suatu sore di taman tempat biasa mereka bertemu Andi menanyakan perihal pernyataan nya saat itu. Dengan perasaan tidak enak dan serba salah, Ani meng-iyakan untuk mau menjadi kekasih Andi. Walaupun dalam hatinya, ia masih ragu dengan keputusannya.
Awal-awal Andi belum berubah, namun setelah hubungan berjalan 6 bulan mulailah muncul konflik dalam hubungannya. Andi terlihat sudah timbul rasa bosan. Perlakuannya pun berubah, yang dulu lemah lembut sekarang bagaikan macan yang sakit gigi.
Mereka sudah bukan kanak-kanak lagi, seharusnya sedari awal sudah tidak perlu lagi pacaran. Mungkin ada baiknya, tapi sebenarnya semua ini hanya memberi luka bagi Ani.
Andi yang diharapkan bisa menjadi pengobat masa lalunya, ternyata hanya menambah kepahitan dalam menjalin cinta. Ani frustasi melihat situasi yang dialami saat ini. Ingin rasanya dia mengakhiri hidupnya.
Namum siapa sangka, saat dia sedang berjalan melewati sebuah masjid. Ani melihat seorang mubaligh muda yang sedang melaksanakan kajian, Ani terpukau melihat ketampanan dan kecerdasan yang dimiliki mubaligh tersebut.
Keinginan nya untuk mengakhiri hidup sekejap sirna, Aku sebagai temannya merasa bahagia karena temanku sudah bisa berfikir jernih kembali.
Tingkat penasaran dalam hati Ani pada mubaligh itu terus bertambah, ia bertanya-tanya kepada orang lain namun tidak mendapatkan jawaban yang pasti.
Hingga akhirnya Ani mulai merasa kecewa. Entah bagaimana skenario Tuhan untuk Ani, ketika pertemuannya sudah tidak terlalu diharapkan lagi. Ternyata Allah mempertemukan dia dengan Mubaligh yang ia harapkan. Mubaligh itu mengatakan kepada Ani untuk tidak terlalu berharap kepada manusia, semua yang Ani dapatkan saat ini itulah teguran dari Allah. Percayalah akan ada sesuatu yang indah dan hikmah dari semua ini. Tetap semangat dan jangan berpikir pendek dalam hidup ini. Ani merasa bahagia bisa bertemu dengan Mubaligh yang ia impikan itu, Ani meng-iyakan semua perkataan nya. Layaknya pelangi setelah badai, pertemuan ini membuat Ani kembali bersemangat dalam hidup.
Sembari merenung Ani bertekad untuk kembali mendekatkan diri kepada Allah dan berhijrah ke jalan yang lebih baik. Belum ada yang terlambat, semuanya akan lebih baik. Tenanglah, jodoh mu pasti sedang melakukan yang terbaik untuk dirimu kelak Ani, ujar aku menasehatinya. Ani tersenyum dan percaya akan ada mentari yang membawa kehidupan nya menjadi lebih cerah.
Dari kisah Ani, Aku mendapatkan pelajaran, bahwa menggantungkan harapan yang berlebih kepada manusia itu adalah sesuatu yang hanya menghasilkan kekecewaan. Tak ada tempat yang lebih tepat selain kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.
___________________________________
Gimana sahabat bacaannya? Jangan lupa ya Komentar, Bagikan dan jangan lupa untuk berlangganan melalui email. Oh iya sahabat, barangkali ada yang berminat agar karya-karya nya bisa di publikasikan di blog ini. Caranya gampang, sahabat bisa baca melalui tautan Tips dan Cara Mempublikasikan Karya. Oke sahabat sampai disini ya pertemuan kita, sampai jumpa di postingan selanjutnya. See you, semoga bertemu dalam keadaan sehat. Jangan bosan bosa ya. Terima kasih sudah berkunjung.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi Wabarakatuh
Tags:
Contoh Cerpen tentang Kehidupan
Cerpen terbaru 2019
Cerpen tema kisah cinta
Cerpen mengenal tuhan
New update cerpen
Benar2 membuahkan amanat yg positif dan suri tauladan bagi kita smua
ReplyDeleteAlhamdulillah terima kasih kakak, masternya matematika
DeleteJangan lupa bantu share ya Ka
Berharaplah hanya kepada Sang Maha Pencipta... Kisah yang menarik dan mengesankan... Suksea terus untuk penulis, ditunggu karya2 selanjutnya
ReplyDeleteAamiin ya rabbal alamin, terima kasih atas respon baik dan doa nya. Insyaallah masih dalam latihan dan belajar menuis.
DeleteKisahnya menarikk
ReplyDeleteTerima kasih kaka
Deletekeren kisahnya, pesan nya, mari kita hanya berharap kepada sang pencipta.
ReplyDeletedi tunggu update nya lagi yaa
Iya mas sudah seyogyanya kita hanya berharap kepada sang pencipta, dan jangan lupa untuk selalu ikhtiar
DeleteSangat membantu(y)
ReplyDeleteAlhamdulillah bang
DeleteWah keren sih, ane pantengin terus nih buat cerita² berikutnya
ReplyDeleteThanks bang, insyaallah alan selalu update dengan membawa pesan untuk pembaca
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteMenarik gan ceritanya, kepingin nulis cerpen dari dulu tapi belum terlaksana terus, penyakit al'malas susah di hilangin
ReplyDeleteMakasih gan, bisa aja itu nama penyakit nya hehe. Kalo kalo nnti udah jd cerpen nya boleh lah saya posting disini
DeleteWah berbakat kamu bro menulia cerpen. Bahkan untuk cerpen dengan sudut pandang orang ketiga.
ReplyDeleteTerima kasih, tapi saya masih belajar juga bro. Agar kedepannya bisa lebih baik kembali
DeleteBenar sekali.. menggantungkan harapan yang berlebih kepada manusia itu adalah sesuatu yang hanya menghasilkan kekecewaan. PHP detected..
ReplyDeleteAlhamdulillah, saling mengingatkan ya mas
DeleteBetul gan jangan menggantungkan diri kepada orang lain , serahkan aja semua sama Allah swt
ReplyDeleteIya gan, cerpen ini di tulis juga sebagai sarana mengingatkan diri saya dan umumnya kita semua
DeleteBermanfaat
ReplyDeleteAlhamdulillah bang kalau begitu
DeleteSalut yi, semangat terus
ReplyDeleteMakasih ya bang
DeleteMantaf bang
ReplyDeleteThank's ya gan
DeleteMenarik sekali, di tunggu kelanjutan nya
ReplyDeleteJangan lupa untuk subscribe gan, agar dapat menerima notifikasi pembaruannya
Delete