Back to Top

PERAN KASIH SAYANG DALAM PENDIDIKAN

Raden Pedia
January 23, 2017
0 comments


Pengertian Kasih Sayang Kasih sayang (attachment) adalah suatu ikatan emosional yang erat antar orang satu dengan yang lain atau dalam hal ini antara bayi dengan orang tua atau pengasuhnya Sedangkan pengertian kasih sayang menurut kamus besar Bahasa Indonesia (1998) adalah “suatu ungkapan perasaan cinta dan suka yang tulus tanpa mengharap imbalan. Seperti kasih sayang orang tua kepada anaknya Peran Kasih Sayang dalam Pendidikan Sebaik-baik metode hubungan adalah hubungan yang dibangun atas dasar kasih sayang. Kenapa? Karena sistem hubungan ini begitu alami sedangkan hubungan yang dibangun atas dasar pemaksaan dan kekerasan dengan cara apapun adalah hubungan yang tidak alami alias tidak normal.
Kasih sayang merupakan pilar dan pondasi dalam pendidikan. Urgensi Kasih sayang a) Kasih sayang sesama manusia, khususnya dalam dunia pengajaran dan pendidikan, adalah hal esensial. b) Dunia pendidikan akan sukses dan makmur kalau ditempuh dengan irama cinta. Kasih sayang begitu penting karena ia memicu ketaatan dan kebersamaan. d) Teguh tidaknya pendirian dan kebaikan perilaku seorang anak bergantung banyak sejauh mana kasih sayang yang diterimanya selama masa pendidikan. e) Kehangatan cinta dan kasih sayang yang diterima anak-anak akan menjadikan kehidupan mereka bermakna, membangkitkan semangat, melejitkan potensi dan bakat yang terpendam, serta mendorong untuk bekerja/berusaha secara kreatif.
Mengekspresikan Cinta dan Kasih Nabi saw bersabda: “Ketika seseorang mencintai saudaranya, maka hendaklah ia menunjukkan kecintaan ini padanya, karena dengan demikian ikatan dan persahabatan akan lebih baik dengannya.” Pendidik harus pandai mengekspresikan rasa kasih sayangny akepada peserta didiknya. Inilah PR seorang pendidik, baik Orangtua maupun guru. cinta yang Ekstrim Adalah mencurahkan rasa cinta dengan mengabulkan segala permintaan. Misalnya, buah hati ingin A diturutkan, ingin B diturutkan, bahkan apapun yang diinginkan buah hati diturutkan tanpa berfikir panjang tentang risiko dan kegunaannya. Bersikap adil dalam mencurahkan kasih sayang Nabi juga saw bersabda: “Berlaku adil-lah di tengah anak-anakmu sebagaimana kamu suka diperlakukan adil oleh mereka, baik dalam kebaikan maupun dalam kasih sayang." Oleh karena itu, menjaga persamaan di antara anak-anak dalam pendidikan adalah hal yang penting dan ketika hal itu tidak diperhatikan akan memberikan efek negatif. Imam Ali bin Abi Thalib berkata: “Hati manusia itu kejam. Barangsiapa yang berbuat lembut dan penuh kasih sayang terhadapnya maka hati tersebut akan tunduk dan patuh padanya.”
Dephlie (2005) mengemukakan bahwa kasih sayang adalah pola hubungan yang unik diantara dua orang manusia atau lebih. Kasih sayang adalah kebutuhan asasi setiap orang. Anak-anak yang dibesarkan dalam limpahan kasih sayang, akan tumbuh menjadi anak yang mandiri dan kuat. Kasih sayang mempengaruhi kesehatan fisik. Anak-anak yang dibesarkan dalam limpahan kasih sayang orang tuanya, tubuhnya lebih sehat dari anak-anak yang kurang mendapatkan kasih sayang.
Kasih sayang juga akan menyelamatkan anak-anak dari sifat kerdil. Anak-anak yang kurang atau tidak mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya akan tumbuh sebagai anak yang merasa terkucilkan. Anak tersebut akan membenci orang tua, orang lain dan kemungkinan besar akan menjadi anak-anak yang suka melakukan hal-hal yang berbahaya. Dalam proses pendidikan di sekolah yaitu peran orang tua digantikan oleh pendidik, pola hubungan mendidik perlu dilandasi oleh kasih sayang dari pendidik kepada peserta didik agar terjalin ikatan perasaan yang dapat mendukung tercapainya tujuan pendidikan
Kasih sayang memiliki peranan yang penting dalam pengembangan ruh dan keseimbangan jiwa anak-anak. Kondisi keluarga yang penuh dengan kasih sayang dapat menimbulkan kelembutan sikap anak-anak. Anak yang tumbuh dalam lingkungan keluarga yang penuh dengan kasih sayang dan perhatian akan memiliki kepribadian yang mulia, senang mencintai orang lain dan berperilaku baik dalam masyarakat (Seefeld, 2002).
Kasih sayang menciptakan kerja sama di antara manusia. Bila Kasih sayang tidak ada maka tidak akan terwujud persaudaraan di antara manusia; tak seorang pun yang merasa memiliki tanggung jawab terhadap orang lain; keadilan dan pengorbanan akan menjadi hal yang absurd utopis. Oleh sebab itu, sikap kasih sayang sesama manusia, khususnya dalam dunia pengajaran dan pendidikan, adalah hal esensial. Di samping itu, kasih sayang juga menyebabkan keselamatan jasmani dan ruhani, menjadi solusi tepat dalam memperbaiki perilaku amoral dan mengharmoniskan hubungan manusia.

Allah Swt melukiskan konsep cinta dalam ayat Al-Quran dengan firman-Nya: “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang bertakwa.” (Al Imran: 76). “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Al Imran: 138). Jadi, hubungan antar sesama manusia, khususnya anak-anak harus dibangun berdasarkan bahasa cinta dan kasih sayang. Dunia pendidikan akan sukses dan makmur kalau pelbagai jenjangnya ditempuh dengan irama cinta.
Kasih sayang begitu penting karena ia memicu ketaatan dan kebersamaan. Dalam hal ini Nabi saw bersabda: “Seseorang akan dikumpulkan bersama orang yang dicintainya.” Antara kasih sayang dan ketaatan memiliki ikatan kebersamaan. Yakni, kasih sayang akan mewujudkan ketaatan dan kebersamaan. Ketika kasih sayang orang tua tertanam dalam sanubari anak-anak maka mereka akan menjadi penurut dan pengikut orang tuanya. Buah dari kasih sayang orang tua ini akan membuat anak-anak tidak mudah mengabaikan tanggung jawab dan tugas yang diamanahkan kepada mereka.
Begitu penting peran kasih sayang dalam pengembangan ruh dan keseimbangan jiwa anak-anak. Teguh tidaknya pendirian dan kebaikan perilaku seorang anak bergantung banyak sejauh mana kasih sayang yang diterimanya selama masa pendidikan. Kondisi keluarga yang penuh dengan kasih sayang menyebabkan kelembutan sikap anak-anak. Anak yang tumbuh dalam lingkungan keluarga yang penuh kasih sayang dan perhatian akan memiliki kepribadian yang mulia, suka mencintai orang lain dan berperilaku baik dalam masyarakat. Kehangatan cinta dan kasih sayang yang diterima anak-anak akan menjadikan kehidupan mereka bermakna, membangkitkan semangat, melejitkan potensi dan bakat yang terpendam, serta mendorong untuk bekerja/berusaha secara kreatif.
Kecintaan pada anak-anak dan remaja merupakan dasar ajaran Islam. Nabi Besar Muhammad saw sangat mencintai anak-anak dan berbuat baik kepada mereka. Beliau bersabda: “Cintailah anak-anak dan sayangilah mereka.” Maka, orang tua harus menunjukkan ketulusan cintanya kepada anaknya, sehingga anak tersebut akan membalas positif sikap demikian.
Anak-anak dan remaja lebih membutuhkan kasih sayang dibandingkan orang dewasa. Dalam dekapan kasih sayang, perasaan cinta dan kelembutan anak/remaja dapat berkembang dengan baik dan akan berubah menjadi manusia yang ideal. Seorang pendidik yang mengabaikan cinta dan kasih sayang, tidak akan mampu membangun hubungan yang baik dengan peserta didiknya dan pendidik pasti gagal dalam menyampaikan pesan-pesan pendidikan kepada peserta didik.
Metode yang paling berpengaruh dan efektif dalam pendidikan adalah pendekatan kasih sayang. Rasa cinta dan kasih sayang harus terlebih dahulu menjadi jaminan ketenangan anak-anak di lingkungan keluarga sebelum berhadapan dengan berbagai aturan dan keputusan yang dibuat oleh orang tua. Kebahagiaan dan ketenangan jiwa anak-anak akan terpenuhi jika sebuah keluarga dapat menjadi pusat ekspresi perasaan, kasih sayang, dan kecintaan (Dephlie, 2005)
(Wardani, 2002) mengemukakan bahwa seorang pendidik harus melakukan berbagai peran dalam menjalankan suatu proses pendidikan, diantaranya:
1.        Pendidik sebagai pembimbing, dengan kasih sayang yang diberikan oleh pendidik, peserta didik akan mendapatkan bimbingan untuk menjalani kehidupan yang sedang dialami sekarang maupun bekal kehidupan di masa yang akan datang. Dalam berbagai kasus tidak sedikit ditemukan akibat tidak mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya, pendidik ditempatkan sebagai tempat bertanya, mengadu, meminta pendapat, berkeluh kesah, dan berlindung.
2.        Pendidik sebagai pembentuk kepribadian, tindakan-tindakan kriminal seperti mencuri, bunuh diri atau kejahatan-kejahatan lainnya bisa dilakukan oleh seorang peserta didik akibat kehilangan kasih sayang dari orang tua atau siapa saja. Kata “siapa saja” mengindikasikan bahwa di samping orang tua ada pihak lain yang dapat menjadi penyebab hancurnya kepribadian seorang peserta didik. Pendidik yang baik akan memperhatikan hal ini sebagai bagian dari perannya dalam menjalankan proses pendidikan.
3.        Pendidik sebagai tempat perlindungan, akibat tidak mendapatkan kasih sayang dari orang tua, banyak anak yang kabur dari rumah. Dalam tindakan ini, anak akan mencari perlindungan kepada siapa saja yang dianggap dekat. Beruntung jika mereka mendapat tempat berlindung pada orang yang berlatar belakang baik, tetapi jika sebaliknya maka akan berakibat merusak masa depannya. Menyikapi kasus ini, jika seorang pendidik dapat memberikan kasih sayang maka ada kecenderungan anak untuk mencari perlindungan kepadanya. Pada kondisi ini, pendidik idealnya berlaku bijaksana, mendengarkan masalah yang dihadapi anak, memberikan nasehat dan sebisa mungkin menyadarkan tindakan yang dilakukan anak.
4.        Pendidik sebagai figur teladan, dalam kehidupan keluarga, orang tua pasti mencintai anak-anaknya. Tetapi kasih sayang saja tidak cukup untuk memenuhi tuntutan psikologis anak-anak. Kasih sayang harus terwujud melalui perilaku secara konkret. Kasih sayang yang terwujud melalui perilaku secara psikologis akan dapat dirasakan oleh anak dan dapat menjadi contoh atau tauladan. Seorang pendidik yang berperilaku ramah, hangat, dan selalu tersenyum, tidak memperlihatkan muka kesal, merespon pembicaraan peserta didik, dapat menumbuhkan kondisi psikologis yang menyenangkan bagi peserta didik. Peserta didik tidak takut berbicara, dapat mencurahkan isi hatinya saat menghadapi masalah dan peserta didik akan senang melibatkan diri dalam kegiatan di sekolah. Perilaku peserta didik yang terbentuk ini pada dasarnya merupakan hasil dari mencontoh atau mentauladani perilaku yang diperlihatkan pendidik  (Rahmat, 2010)

Pendidik sebagai sumber pengetahuan, kasih sayang orang tua sampai kapan pun harus tetap ada karena anak-anak sangat membutuhkannya. Dalam proses pendidikan yaitu adanya transformasi pengetahuan sikap memberi dan melarang seharusnya dilakukan dengan hati-hati terhadap peserta didik. Pengetahuan dapat merubah sikap dan perilaku peserta didik. Dapat berubah positif apabila pengetahuan yang diterima peserta didik sesuai dengan masanya dan sebaliknya apabila tidak sesuai maka akan membentuk perilaku peserta didik yang negatif. Oleh karena itu, seorang pendidik harus memahami bahwa dalam mentransfer pengetahuan harus didasari dengan kasih sayang.

by Google