Back to Top

Cerpen Melupakan (Waktu)

Cerpen Melupakan (Waktu)
Cover Cerpen Melupakan (Waktu)

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Selamat datang kembali di SerambiCatatan.Com. hai hello apa kabar sahabat? Semoga dalam keadaan yang sebaik-baiknya. Postingan kali ini kembali membawa sebuah cerpen yang insyaallah penulis sisipkan pesan kehidupan dalam ceritanya. Cerpen kali ini menceritakan tentang perjalan hidup sesorang yang pernah terlena dengan kelalaian. Kita hanya manusia yang tak pernah luput dari salah dan dosa. Cerita ini merupan self reminder yang penulis buat dan ingin dibagikan bersama para pembaca lainnya. Oh iya jangan lupa kunjungi cerpen sebelumnya yang berjudul "Mentari di Ujung Pelangi"

Langsung saja berikut cerpennya :
------------------------------------------------

Judul   : Cerpen Melupakan (Waktu)
Author : R Ayi Hendrawan Supriadi

Mentari pagi bersinar, menusuk dinginnya tubuh ini. Aku terbangun pagi itu merasakan sebuah keresahan dari sebuah kalalaian. Sedikitpun tak ada suara yang ku dengar, terbingung dengan apa yang terjadi di hari ini. Renungan yang ada dalam pikiran.
Pagi itu aku bergegas ke kampus untuk menerima pembelajaran. Waktu yang mulai sudah mepet masuk, dan artinya keterlambatan di depan mata. Teringat bahwa dosen yang mengajar adalah dosen yang kiler, haduuh keluh ku.

Benar saja sampai di depan kelas dosen itu sudah mulai mengajar, dengan kegelisahan mengetuk pintu yang sedikit terbuka. Tok tok pintu itu berbunyi. Semua orang seakan melihat kepada ku yang lusuh. Benar saja dosen itu langsung menceramahi ku tentang kedisiplinan, hmm sudahlah gumam ku dalam hati. Sepuluh menit berlalu aku diceramahi, mungkin sudah lelah.

Mengikuti pembelajaran dengan kondisi seperti ini rasanya sangat sulit diterima. Hingga jam kuliah selesai hanya mengantuk yang aku rasakan. Terdengar seruan adzan dari masjid di kampusku, teman teman ku segera bergegas dan ada yang mengajak ku kesana. Tapi aku salah dalam memilih, bermain game bersama teman yang lain yang aku pilih. Rasanya tak ada waktu yang bisa kulewatkan tanpa bermain ponsel pintar.


Gambar ilustrasi Jam buram oleh Ponsel Pintar
Gambar Ilustrasi
Terlalu terlena dalam sebuah permain tak terasa jam menunjukkan pukul 14.50 yang artinya aku sudah terlambat melaksanaka sholat Dzuhur. Segera setelah itu berlari ke masjid untuk sholat, sampai disana berkumandang sholat Ashar. Lalai diri ini hingga melaksanakan sholat diakhir waktu hanya karena bermain game.

Badan ini terasa lelah karena kemarin malam sudah bergadang. Aku pulang. Sampai dirumah kontrakan. Aku segera berbaring dan tertidur. Tidak terasa aku terbangun jam 20.00 dan kembali melewatkan sholatku. Namun, kesalahan yang aku lakukan tertambah karena bukannya langsung sholah tetapi malah bermain ponsel pintar hingga larut malam.

Semua ini selalu terulang dalam hari hari ku. Lelah memang namun entah mengapa selalu ingin mengulanginya setiap hari. Seolah godaan ini terlalu besar, atau iman yang masih lemah, pikir ku.
Lelah yang berkelanjutan membuat ku mencari kesana kemari untuk mempelajari mengapa aku seperti ini. Dalam sebuah mesin pencari aku menemukan sebuah bacaan yang membuka pemikiran ini. Bacaan tersebut menceritakan tentang ayah yang hanya akan menerima lamaran dari seorang pria untuk anak perempuannya, jika pri tersebut mampu menjaga sholat lima waktunya. Ayah anak tersebut menjelaskan, bahwa seseorang yang mampu menjaga sholatya dengan baik maka ia adalah orang yang mampu memanage waktu dengan baik, “Jika perintah tuhannya masih dilalaikan, bagaimana dengan permintaan seorang istri yang bukan tuhan” tegas ayah kepada anaknya.

Mespikun dalam bacaan tersebut tentang obrolan ayah kepada anak perempuannya, aku mendapatlkan penjelasan yang tersirat dalam obrolannya. Saat ini mulai tersadar bahwa aku harus memperbaiki kualitas sholat lima waktuku. Karena Sholat itu bukan hanya melaksanakan tetapi harus tepat waktu seperti dalam Al Qur’an Surat An-Nisa ayat 103:

“Maka dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang telah ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. [QS. An-Nisaa' : 103]”

Pembelajaran penting aku dapatkan, demi kebaikan hidupku. Hari demi hari mencoba untuk menjadi lebih baik lagi. Alhamdulillah seiring dengan aku mengurangi kegiatan bergadang untuk bermain ponsel pintar, aku sudah bisa dan biasa kembali terbangun di shubuh hari untuk melaksanakan sholat. Kuliah yang tadinya selalu terlambat sekarang tidak. Ini semua karena kedisipilinan, kedisipilnan yang aku terapkan dalam melaksanakan sholat. Tapi bukan hanya melaksanakan namun Mendirikan.
Sekarang aku tersadar bermain ponsel pintar yang sering dilakukan dapat membuat waktu terbuang sia sia dan melupakan apasaja bahkan waktu yang Allah berikan untuk beribadah.

-----------------------------------------------
Sampai di akhir postingan hari ini, terimakasih yang sudah membaca. Jangan lupa BAGIKAN jika menurut sahabat Cerita Pendek ini bermanfaat. Jangan sampai terlewat postingan terbaru dari kami dengan cara SUBSCRIBE via email dan berikan KOMENTAR POSITIF  semua ini gratisss. INGAT SEMUA INI GRATIS. Semoga pesan pesan yang igin disampaikan penulis, bisa tersampaikan dan mudah dimengerti. 

Teruntuk sahabat yang ingin karyanya di publikasikan bisa menghubungi admin atau klik disini.

Sampai jumpa di postingan selanjutnya ya Sahabat,

Tags:
Cerpen terbaru
Cerpen nilai keagamaan
Cerpen Muhasabah diri
New Update Story
True Story

  1. Vika erma

    Terimakasih,cerpennya sangat bagus dan dpt menambah wawasan saya😊

    Reply
    1. R Ayi Hendrawan S

      Alhamdulillah kalau begitu, sama sama mba

  2. Vika erma

    This comment has been removed by the author.

    Reply
  3. Putune Google

    Wah keren cerpennya,gak mboseni bacanya juga,thx udah berbagi..
    Di tunggu artikel selanjutnya gan

    Reply
    1. R Ayi Hendrawan S

      Alhamdulillah kalau begitu, nnti tunggu aja ya bang. Saya kabari kembali

  4. Hariyantobaca

    Ada hadistnya jg ane jadi tau;)

    Reply
  5. Redha Andika Ahdi
  6. ij-software

    mantap dech.. kunjung balik gan https://essenzodanabdi.blogspot.com

    Reply
  7. Andrie Kristianto

    Waktu adalah masa lalu wuehehe

    Reply
  8. gue gabut

    cerpennya bagus gan, ada versi pdfnya gak soalnya kalau koneksi sedang gak ada bisa baca versi pdfnyakan

    Reply
    1. R. AYI HENDRAWAN SUPRIADI

      Ada bang, versi PDF sedang dalam proses nanti kami beritahukan menyusul. Terima kasih

  9. Maghdisha Audina Fianda

    Waah alhamdulillah, jadi nambah wawasan dan bisa memperbaiki diri. Terimakasih

    Reply

by Google