Back to Top
Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Kali ini admin akan berbagi informasi seputar bangsa-bangsa sapi yang ada di Indonesia. Sebelumnya apa ada yang udah tau kalau bangsa Indonesia juga punya bangsa-bangsa sapi yang bagus dan berkualitas loh. Contohnya Sapi Madura. Masih banyak lagi loh. Buat kamu yang penasaran yuk langsung aja di baca Infonya.

Mengenali Bangsa-bangsa Sapi Lokal Indonesia



1.  Sapi Madura

Gambar Sapi Madura - Radenpedia.com
Gambar Sapi Madura

A.    Sejarah Singkat
Sapi Madura adalah sapi potong hibrida lokal asli Indonesia hasil persilangan antara Banteng dengan bos indicus atau sapi Zebu yang secara genetik memiliki sifat toleran terhadap iklim panas dan lingkungan marginal serta tahan terhadap serangan penyakit. Karakteristik sapi Madura sudah sangat seragam, yaitu bentuk tubuhnya kecil, kaki pendek dan kuat, bulu berwarna merah bata agak kekuningan tetapi bagian perut dan paha sebelah dalam berwarna putih dengan peralihan yang kurang jelas. Kontribusi sapi madura sebagai sapi potong berkembang baik di Jawa Timur khususnya di pulau Madura. Kontribusi sapi di Madura cukup besar sampai 24% dari kebutuhan sapi potong yang berasal dari Jawa Timur. 
Badan Pusat Statistik Jawa Timur mencatat populasi sapi di empat kabupaten di pulau Madura itu setiap tahun terus bertambah. Hasil pendataan yang dilakukan lembaga itu menunjukkan, populasi sapi di Pulau Madura mencapai 806.608 ekor. Angka ini mengalami peningkatan dibanding 2012 yang hanya mencapai 787.424 ekor dengan jumlah terbanyak di wilayah Kabupaten Sumenep yakni mencapai 360.000 ekor lebih. Selain sebagai sapi potong, sapi Madura juga digunakan sebagai alat transportasi masyarakat di pedalaman Madura yang disebut Sapi Pajikaran. Sapi Madura berjenis kelamin jantan digunakan sebagai sapi karapan dalam tradisi masyarakat Madura.
B.     Ciri Fisik
1.     Berwarna merah bata.
2.     Paha belakang berwarna putih.
3.     Kaki depan berwarna merah muda.
4.     Tanduk pendek beragam.
5.     Panjang badan mirip Sapi Bali tetapi memiliki punuk walaupun berukuran kecil.
C.    Keunggulan
·       Mudah dipelihara.
·       Mudah berkembangbiak dimana saja.
·       Tahan terhadap berbagai penyakit.
·       Tahan terhadap pakan kualitas rendah.

D.    Keputusan Menteri
KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 3735/Kpts/HK.040/11/2010 TENTANG PENETAPAN RUMPUN SAPI MADURA

E.     Sumber
http://bibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files/Sapi%20Madura.pdf

2.      Sapi Pasundan
Gambar Sapi Pasundan - Radenpedia.com
Gambar Sapi Pasundan

A.     Sejarah Singkat
Sapi pasundan merupakan ternak lokal Jawa barat yang telah ditetapkan sebagai rumpun ternak lokal Indonesia berdasarkan SK Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 1051/Kpts/RI/SR.10/2014. Sapi pasundan merupakan ternak penghasil daging dengan kualitas reproduksi yang baik. Informasi tentang karakteristik ukuran tubuh dan asal-usul sapi pasundan masih terbatas. Karakterisasi sapi pasundan dan perbandingannya dengan sapi lokal lainnya di Indonesia perlu dikaji. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik ukuran tubuh dan asal-usul sapi pasundan dengan sapi bali, madura dan peranakan ongole. Ternak yang diukur adalah sapi jantan dan betina kondisi dewasa tubuh pada kisaran 2–3 tahun (I2). Jumlah ternak yang diukur adalah 142 ekor sapi jantan dan 328 ekor sapi betina. Variabel ukuran tubuh yang diukur diantaranya tinggi pundak, panjang badan, lingkar dada, lebar dada, dalam dada, tinggi pinggang, lebar pinggul dan panjang kelangkang sedangkan bobot badan diestimasi menggunakan pendekatan model regresi.
Sapi Pasundan atau nama lain sapi pakidulan, rancah dan kacang Sebaran populasi sapi pasundan terdapat di dua wilayah yaitu buffer zone hutan dan pesisir selatan. Wilayah pesisir selatan terdapat di Kabupaten Pangandaran, Tasikmalaya, Garut, Cianjur dan Sukabumi, sedangkan wilayah buffer zone di Kabupaten Kuningan, Majalengka, Sumedang, Indramayu, Purwakarta dan Ciamis. Pemeliharaan sapi pasundan secara umum masih bersifat tradisional dengan secara pola semi intensif dan ekstensif. Kedua pola ini mengandalkan vegetasi alam sebagai daya dukung pakan (Arifin et al. 2015). Sapi pasundan biasanya digembalakan di sekitar hutan maupun sepanjang pesisir pantai. Provinsi Jawa Barat terletak pada 5o50–7o50’Lintang Selatan dan 104o48’– 108o48 Bujur Timur. Curah hujan berada antara 1.00–322 mm selama tahun 2014 Secara klimatologis, wilayah buffer zone sepanjang priangan utara dan pesisir selatan memiliki ketinggian tempat yang relatif sama antara 7–100 mdpl, suhu 24–28oC dan kelembaban 70–80% (BPS Provinsi Jawa Barat 2015).


B.     Ciri Fisik
·         Sapi pasundan memiliki ukuran tinggi pundak jantan 115.74+8.40 cm dan betina 109.74+6.30 cm,
·         Panjang badan jantan 120.09+9.80 cm dan betina 110.09+9.68 cm
·         Lingkar dada jantan 150.22+11.76 dan betina 138.22+11.85cm.
·         Bobot badan pada jantan 240.40+34.00 kg dan betina 220.30 kg

C.    Keunggulan
·         Tingkat keragaman tinggi.
·         Persentase Karkas diatas 50%


D.    Keputusan Menteri
SK Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 1051/Kpts/RI/SR.10/2014

E.     Sumber
Kementerian Pertanian RI.2014. Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 1051/Kpts/SR.120/10/2014 tentang penetapan rumpun sapi pasundan sebagai SDGT Jawa Barat
Sulasmi. 2016. Karakterisasi sapi pasundan berdasarkan studi morfometrik dan kraniometrik. [tesisi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor
Arifin J, Indrijani H dan Anang A. 2015. Laporan pengembangan sapi pasundan sebagai upaya konservasi. Unpublish
Dwitresnadi R, Sulaeman M & Arifin J. 2015. Kinerja usaha pembibitan sapi potong pasundan pada pemeliharaan sistem semi ekstensif. Jur. Fapet Unpad. Bandung Vol 4 No 3 Tahun 2015. Diunduh:  http://jurnal.unpad.ac.id/ejournal/article/view/6933/3248
Hilmia N. 2013. Karakterisasi fenotipe dan potensi genetika serta gubungannya dengan produktivitas dan kualitas daging sapi lokal Ciamis Jawa Barat. [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

3.     Sapi Pesisir
Gambar Sapi Pesisir -Radenpedia.com
Gambar Sapi Pesisir

A.   Sejarah Singkat
Sapi pesisir merupakan salah satu rumpun sapi lokal Indonesia yang mempunyai sebaran asli geografis di Provinsi Sumatera Barat, dan telah ditetapkan melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor 2908/Kpts/OT.140/6/2011 tanggal 17 Juni 2011. Sapi pesisir mempunyai ciri khas yang tidak dimiliki oleh sapi dari bangsa lainnnya dan merupakan sumber daya genetik ternak Indonesia yang perlu dijaga dan dipelihara kelestariannya sehingga dapat memberikan manfaat dalam peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia.

B.     Ciri Fisik
Ciri Spesifik Sifat Kualitatif: 
1)      Warna
1.      Tubuh dominan merah bata dengan variasi warna dari kekuningan, kecokelatan, sampai kehitaman.
2.      Kepala: bulu mata berwarna pirang.
3.      Garis punggung cokelat kehitaman.
4.      Kaki keputih-putihan.
5.      Ekor: rambut ekor berwarna hitam.
2)      Bentuk tubuh kecil, mempunyai gumba dan gelambir kecil.
3)      Bentuk tanduk kecil.
4)      Bentuk telinga kecil, mengarah ke samping

Ciri Spesifik Sifat Kuantitatif: 
Dewasa
Tinggi pundak
·         Jantan 99,9±4,9 cm
·         Betina 99,2±3,3 cm
Panjang badan 
·         Jantan 112,2±9,8 cm
·         Betina 109,4±6,7 cm
Lingkar dada 
·         Jantan 124,2±6,9 cm
·         Betina 125,5±6,3 cm
Bobot badan 
·         Jantan 162,2±25,4 kg
·         Betina 149,1±18,2 kg
Persentase karkas:    49-60%

Ciri Spesifik Sifat Reproduksi: 
·         Kesuburan induk  :  65 – 70%
·         Angka kelahiran   :  70%
·         Siklus berahi         :  18 – 24 hari
·         Lama bunting        :  9 bulan

SIFAT PRODUKSI
·         Daya adaptasi:  baik
·         Kemampuan hidup:  85%
Daya tahan penyakit:  cukup baik 

C.    Keunggulan
·         Lebih tahan terhadap penyakit,
·         Produktivitas tinggi, dan
·         Pakannya hemat.

D.    Keputusan Menteri
Keputusan Menteri Pertanian Nomor 2908/Kpts/OT.140/6/2011 tanggal 17 Juni 2011.

E.     Sumber
http://bibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/content/sapi-pesisir

   4.       Sapi Jabres
Gambar Sapi Jabres - Radenpedia.com
Gambar Sapi Jabres

A.    Sejarah Singkat
Sapi Jabres merupakan salah satu rumpun sapi lokal Indonesia yang mempunyai sebaran asli geografis di Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah dan telah dibudidayakan secara turun-temurun. Sapi Jabres sebagai salah satu kekayaan sumber daya genetik ternak lokal Indonesia, harus dilindungi dan dilestarikan.

B.     Ciri Fisik
Karakteristik
a. sifat kualitatif (dewasa)
1) warna
a) bulu : Jantan dan betina berwarna coklat.
b) kaki : Putih.
c) pantat : Putih tidak kompak sampai kaki.
d) bibir atas : Putih.
e) bibir bawah : Putih.
f) kepala : Putih sebagian kecil di kepala.
2) bentuk tanduk : Jantan: melengkung ke atas. Betina: melengkung ke bawah.
3) punggung : Terdapat warna garis hitam.
4) punuk : Tidak ada.
5) ekor : Bagian ujung berwarna hitam.



b. sifat kuantitatif (dewasa)
1) ukuran permukaan tubuh:
a) tinggi gumba : Jantan: 121,8±10 cm. Betina: 111,1± 10 cm.
b) panjang badan : Jantan: 125,8±5 cm. Betina: 119,2 ± 5 cm.
c) lingkar dada : Jantan: 171±30 cm. Betina: 162±20 cm.
2) bobot badan : Jantan: 350±25 kg. Betina: 286±20 kg.

c. sifat reproduksi : 1) kesuburan induk : 82-85%. 2) angka kelahiran : 40-85%.
3) siklus berahi : 18-24 hari.
4) lama bunting : 9-10 bulan.
5) berahi pertama : 21-28 bulan.
6) umur beranak pertama : 30-36 bulan.

C.    Keunggulan
·         Sifat produksi :
·         Daya adaptasi : Baik.
·         Kemampuan kerja : Baik.
·        Daya tahan penyakit : Cukup baik.

D.    Keputusan Menteri
KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 2842/Kpts/LB.430/8/2012

E.     Sumber
   
   5.      Sapi Sumba Ongole
Gambar Sapi Sumba Ongole - Radenpedia.com
Gambar Sapi Sumba Ongole

A.   
Sejarah Singkat
Sapi Sumba Ongole Merupakan Sapi Ongole yang didatangkan dari India sejak tahun 1914 yang selanjutnya dikembangkan secara turuntemurun oleh masyarakat di Pulau Sumba, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

B.     Ciri Fisik
Karakteristik
1. Sifat kualitatif :
a. Warna :
1) Tubuh : Dominan putih sampai keabuabuan.
2) Hidung : Hitam.
3) Ekor : Putih bagian ujung berwarna hitam.
4) Gumba : Kelabu hitam.
b. Bentuk :
1) Mata : Besar dan terang dengan kulit sekitar mata berwarna hitam. 3
2) Tanduk : Jantan lebih pendek dari betina.
3) Gelambir : Panjang menggantung dari leher hingga tulang dada (sternum).
4) Gumba : Jantan: besar. Betina : kecil.

2. Sifat kuantitatif :
a. Ukuran tubuh:
1) Tinggi pundak : Jantan : 157 ± 1,8 cm. Betina : 131 ± 1,4 cm.
2) Panjang badan: Jantan : 139 ± 1,1 cm. Betina : 132 ± 1,1 cm.
3) Lingkar dada : Jantan : 177 ± 1,1 cm. Betina : 145 ± 0,9 cm.
4) Bobot badan : Jantan : 282 ± 1,7 kg. Betina : 260 ± 1,7 kg.
b. Umur dewasa kelamin : 9 – 18 bulan.
c. Umur beranak pertama : 3,1 – 3,3 tahun.
d. Jarak beranak : 17 – 19 bulan.
e. Lama berahi : 20 – 30 jam.
f. Siklus berahi : 18 – 26 hari

C.    Keunggulan
·         Mampu  beradaptasi dengan cepat.
·         Mampu beradaptasi saat kemarau panjang.
D.    Keputusan Menteri
KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 427/Kpts/SR.120/3/2014

E.     Sumber




   6.      Sapi Aceh
Gambar Sapi Aceh - Radenpedia.com
Gambar Sapi Aceh
Gambar 6 Sapi Aceh
A.    Sejarah Singkat
Sapi aceh merupakan salah satu rumpun sapi lokal Indonesia yang mempunyai sebaran asli geografis di Provinsi Aceh, dan telah dibudidayakan secara turuntemurun. Sapi aceh merupakan kekayaan sumber daya genetik ternak Indonesia yang perlu dilindungi dan dilestarikan

B.     Ciri Fisik
Ciri Spesifik Sifat Kualitatif: 
1) warna :
a) tubuh dominan : merah kecokelatan pada
yang jantan dan merah
bata pada yang betina;
b) kepala : sekeliling mata, telinga
bagian dalam dan bibir
atas berwarna keputihputihan;
c) leher : lebih gelap pada yang
jantan;
d) garis punggung : cokelat kehitaman;
e) paha belakang : merah bata;
f) pantat : cokelat muda;
g) kaki : keputih-putihan;
h) ekor : bagian ujung berwarna
hitam;
i) rambut : merah bata sampai
cokelat;
j) bentuk muka : pada umumnya cekung;
k) bentuk punggung : pada umumnya cekung;
2) bentuk tanduk : mengarah ke samping
dan melengkung ke
atas;
3) bentuk telinga : kecil, mengarah ke
samping, tidak terkulai.
C.    Keunggulan
Cukup baik dalam ketahanan tubuh
D.    Keputusan Menteri
KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 2907/Kpts/OT.140/6/2011
E.     Sumber
Terimakasih sudah membacanya sampai tamat. Jangan lupa bagikan informasi karena info ini sangat berharga. Jangan pelit ya karena berbagi itu gratisss dan banyak manfaatnya. Aamiin.
           

  1. Unknown

    This comment has been removed by a blog administrator.

    Reply

by Google